Yayuk adalah adalah sepupu Ibuku,
pada usia 24 tahun gadis yang masih terlihat polos ini dilamar dan dinikahkan
dengan Heru, seorang sarjana ekonomi yang pada waktu itu sudah berdinas sebagai
Staf Muda kantor pajak di salah satu kota di Kalimantan. Setelah menikah Yayuk
dibawa untuk tinggal di sana dan bersama mereka tinggal juga Ibu mertua Yayuk.
Setahun setelah menikah, Heru
mengajak istri dan Ibunya untuk berlebaran di kampungnya di Jawa. Mereka
mengambil transportasi lewat laut yang lebih murah karena dititipi untuk
membawa barang-barang berupa perabot meubel pesanan seorang atasan Heru di
Jawa. Waktu itu belum ada kapal penumpang Pelni yang bagus sehingga terpaksa
menumpang sebuah kapal barang. Kebetulan saat menjelang Lebaran itu penumpang
di semua angkutan memang penuh. Di kapal yang ditumpangi Yayuk pun semua cabin
awak kapal sudah habis disewakan sehingga keluarga Yayuk tidak kebagian kamar
lagi dan terpaksa menggelar tikar di salah satu geladak kapal, itu pun kebagian
geladak sebelah luar yang ditutupi terpal.
mbak yayuk yang pendiam |
Karena suasananya berangin dingin
tidak menyenangkan, sesaat kapal bertolak, Yayuk yang berpembawaan berani tanpa
memberitahu keluarganya diam-diam menghadap sendiri kepada Kapten kapal
menanyakan kemungkinan ada kamar lagi untuk mereka. Oleh Kapten dia diminta
menanyakan sendiri pada Enos, Perwira Satu yang mengatur masalah penumpang.
Pergi menemui Enos di kamar kerjanya Yayuk baru di jumpa pertama sudah sempat
tertegun melihat ketampanan laki-laki yang simpatik ini, tapi di situ meskipun
sudah merengek-rengek ternyata memang tidak ada kamar lagi. Dalam pada itu Enos
yang juga sekali melihat sudah langsung tergiur dengan kecantikan dan kemulusan
Yayuk, mencoba iseng menggoda karena dinilainya perempuan muda ini jinak dan
mudah didekati. Waktu itu Yayuk sedang merayu untuk diperbolehkan dia dan Ibu
mertuanya menggunakan kamar kerja Enos.
“Waduh gimana ya Yuk, nanti Mas
nggak punya tempat kerja lagi. Tapi… hmmm… bisa juga sih, asal nanti Yayuk
sendiri tidurnya di kamar sebelah situ, gimana, bisa kan?” kata Enos yang
sebetulnya sudah kasihan akan memberi cuma saja disertai iseng-iseng merayu
sambil menunjuk kamar tidurnya di sebelah.
“Lho itu kan kamar tidur Mas,
lalu Mas sendiri tidurnya di mana?”
“Ya sama di situ juga.”
“Ihhik… berdua di situ sih malah
bukannya tidur Mas… Lagipula Ibu Yayuk nanti mau di kemanain?” jawab Yayuk
tertawa malu-malu genit.
“Kan bisa aja, mula-mula berdua
Ibu di sini tapi kalau Ibu sudah tidur kamunya pindah ke kamar Mas,” kata Enos
semakin berani berlanjut.
“Wihhh.. itu sih nekat Mass…
nanti ketauan Ibu malah rame nggak karuan,” Yayuk tertawa geli sambil memukul
canda pangkal lengan Enos yang mulai merapat kepadanya.
Keduanya ketika itu berbicara
sambil berdiri berhadapan.
“Kalau cuma bikin supaya nggak
ketauan sih gampang, yang penting maunya dulu, nanti diaturnya belakangan.”
“Ah Mas sih guyon aja, nanti udah
gitu tapi tau-taunya harga sewanya dimahalin juga?”
“Ini bener-bener serius, pokoknya
kalau mau malah bisa Mas kasih gratis,” kejar lagi Enos tapi sudah mulai
menarik Yayuk merapat padanya.
Enos 30 tahun, laki-laki playboy
peranakan Menado-Jawa ini memang pintar memanfaatkan ketampanannya untuk
menaklukkan wanita. Yakin bahwa Yayuk bisa ditaklukkan, dia makin berani
apalagi dilihatnya ada kesempatan terbuka. Begitu rapat dia pun mulai merangkul
pundak Yayuk.
“Tapii… gimana caranya Mass…”
terdengar nada Yayuk bimbang tergiur tawaran Enos.
“Pokoknya tenang aja… Bilang mau
dulu nanti Mas yang jamin pasti aman…”
Kali ini bujukan Enos sudah
diikuti aksinya. Yayuk yang masih menunduk malu-malu diangkat dagunya untuk
diajak bertatap mesra. Dan ketika Yayuk masih terdiam ragu, Enos sudah menunduk
dan memberinya satu ciuman dalam menempel di bibirnya. Yayuk sempat gelagapan,
tapi ajakan berciuman laki-laki berwajah tampan simpatik ini cepat saja
memukaunya dan melambungkannya dalam asyik. Sehingga dia jadi terikut membalas
melumat, saling bergelut lidah bertukar ludah. Yang begini jelas tambah
memperlemah Yayuk karena tiba-tiba tubuhnya terasa melayang dipondong Enos
dibawa berpindah ke kamar tidur sebelah. Tentu saja Yayuk kaget, meronta-ronta
untuk lepas tapi bibirnya disumbat ketat oleh bibir Enos dan baru dilepas
ketika tubuhnya sudah dibaringkan di atas tempat tidur.
“Aduhh nggak Mas, aku nggak
mau..! ja.. jangan Mass, jangan sekarang..!” panik dia ingin ke luar dari
kepungan Enos tapi cepat dibujuk Enos.
Yayuk memang sudah mulai terbujuk
Enos tapi suasananya dianggap tidak cocok saat itu.
“Sstt, ssst tenang aja… Mas juga
nggak ngajakin sekarang kok..?”
“Tapi ngapain aku dibawa ke
sini!?”
“Mas cuma mau buktiin lewat
ciuman tapi kuatir di sebelah situ ada yang mergokin kita, kalau di sini kan
aman. Tenang aja, percaya sama Mas deh.”
Yayuk terbujuk lagi dan agak
tenang, dia pun segera menerima lagi ciuman dan lumatan Enos. Kembali dia
melambung dalam asyiknya berciuman, di sini Enos semakin menjadi-jadi. Tangan
pelaut senior ini cepat saja menyusup lewat bawah rok Yayuk, mendarat di
selangkangannya langsung meremasi bukit kemaluannya. Lagi-lagi Yayuk kaget
ingin lepas tapi posisinya sudah dibuat terkunci lebih dulu oleh Enos yang
sewaktu mengawali ciuman sudah naik berbaring di sebelahnya. Di atas mulutnya
disumbat ciuman, masing-masing tangan yang sebelah ditindih dan sebelah lagi
dicekal tangan Enos yang melingkari bawah lehernya, sementara sebelah kaki Enos
pahanya menyusup di tengah selangkangan menjaga paha Yayuk tidak bisa merapat.
Semakin keras Yayuk berusaha,
semakin ketat tekanan Enos dan semakin gencar terasa rangsangan Enos di
kemaluannya. Bukan sekedar meremasi dari luar lagi tapi Enos sudah menyusupkan
tangannya langsung bermain di bibir kemaluannya. Di situ jari-jarinya sudah
meraba-raba celah lubangnya mulai mengiliki kelentitnya. Masih terakhir Yayuk
berkutetan sebentar tapi kemudian kalah juga, malah mengikuti rangsangan jari Enos
yang mulai meningkatkan birahinya terangkat naik. Apalagi ketika satu jari Enos
ditelusupkan ke dalam lubang dan mulai mengorek-ngorek di dalam situ, Yayuk
dari semula ingin berontak lepas, sekarang malah pasrah kepada Enos. Ini
dibuktikan ketika Enos mengendorkan cekalan tangannya, Yayuk ternyata tidak
ribut ingin lepas malah terdiam hanyut dengan mata terpejam menikmati asyik
ciuman bergelut lidah sambil lubang kemaluannya dilocoki jari Enos.
Ini di luar dugaan Enos mendapati
Yayuk yang kebetulan cepat sekali terangsang berahinya. Memang sadar sekarang
bukan waktu yang tepat untuk bercinta tapi untuk langsung berhenti Enos tidak
tega sebab dilihatnya Yayuk sudah terlalu hanyut jauh mendekati orgasmenya.
“Hhghh sssh…” betul juga, mengerang pelan terdengar suara Yayuk meskipun tidak
kentara tapi Enos tahu bahwa Yayuk sedang berorgasme saat itu. Sebentar
digencarnya rangsangan membantu Yayuk sampai terasa mengendor barulah Enos
berhenti. “Tuu kaan, percaya kalau Mas nggak mau jahat sama Yayuk. Ini cuma sekedar
supaya lebih kenal deket, soalnya cewek cantik kayak Yayuk gini bikin Mas
langsung gemes pengen cium sambil diremes-remes. Ayo, rapiin dulu bajunya habis
itu bisa ajak Ibunya ke sini,” kata Enos dalam gaya merayu lembut simpatik
untuk tetap mengambil hati Yayuk.
Caranya seperti sudah yakin bahwa
Yayuk pasti akan menyetujui tawarannya tapi memang Yayuk juga seperti tersihir
dengan undangan itu. Dia hanya sempat ragu-ragu waktu berjalan menemui
keluarganya, cuma saja di situ dia justru mengikuti apa yang ditawarkan Enos
untuk mengajak Ibu mertuanya menginap di kamar kerja Enos. Tentu saja Ibu
senang dengan kebaikkan Enos, padahal Yayuk sendiri setelah itu berdebaran
jantungnya menunggu pengalaman baru yang akan dialaminya malam nanti.
Kapal keluar mengarungi lautan,
siang itu sudah langsung diterpa ombak membuat para penumpang mulai pening.
Lewat makan malam sebagian besar sudah menggeletak lunglai termasuk Ibu dan
Yayuk. Melihat itu Enos memberi pil anti mabuk pada Ibu, tapi ketika Yayuk juga
minta, dia membisiki bahwa itu sebenarnya obat tidur dan Yayuk dicegah untuk
ikut meminumnya. Betul juga menjelang tengah malam ibunya sudah terkulai pulas
di sebelahnya dan ketika itu Enos yang sedari tadi kalau ke luar masuk lewat
pintu tersendiri dari kamar tidurnya, kali ini pura-pura masuk dari pintu kamar
kerja. Meyakinkan dulu bahwa Ibu benar-benar sudah pulas, dia menarik lengan
Yayuk mengajaknya ke kamar sebelah. Yayuk yang sudah terkesan dengan kejadian
siang tadi sudah tidak ragu-ragu untuk bergerak bangun mengikuti ajakan Enos ke
kamar tidurnya. Baru saja masuk sudah langsung diangkat Enos dibaringkan di
tempat tidur.
“Tapi Mass… aku masih takut kalau
ketauan..” bisik Yayuk menguatirkan perasaannya.
“Nggak usah kuatir… Ibumu nggak
akan bangun sampai besok pagi. Sini Mas yang bantu bukain bajunya ya…?” hibur
Enos sambil menawarkan bantuannya tapi diambil alih sendiri oleh Yayuk.
Enos menutup sebentar gordyn
tempat tidur yang umumnya terpasang khusus pada tempat tidur kapal, dia sendiri
katanya akan ke kamar mandi dulu. Suasana ruangan remang-remang dengan hanya
lampu meja menyala, di tempat tidur lebih gelap lagi terhalang oleh gordyn.
Tidak lama Enos kembali hanya mengenakan sarung saja ketika naik menyusul Yayuk
yang rupanya betul-betul patuh sudah bertelanjang polos menuruti permintaan
Enos. Meskipun samar-samar tapi cukup jelas terpandang tubuh padat Yayuk, sudah
langsung melonjakkan gairah nafsu Enos namun begitu dia tetap menjaga
kelembutannya agar tidak berkesan kasar pada perkenalan pertama ini. Dipikir-pikir
nekat juga Yayuk sudah langsung pasrah dengan laki-laki yang baru pertama
dikenalnya ini, tapi ketampanan yang memikat serta kepintaran Enos merayu
betul-betul sudah menaklukan hati Yayuk. Siang tadi keasyikan yang dialaminya
sudah begitu membuatnya terkesan, sekarang berulang lagi ketika kedua bibir
mulai bertemu kembali membuatnya cepat jatuh dalam birahi karena dia memang
sengaja menuju ke situ. Sambil bibir bertemu kecup mesra, diterimanya
rangsangan tangan Enos yang menggerayang meraba dan meremasi tubuh
kewanitaannya. Beda dengan tadi, Enos tidak lagi perlu keras terburu nafsu
sebab Yayuk didapatinya sudah lebih dulu pasrah, lembut saja tapi cukup
mengipasi bara birahi Yayuk terbakar menyala.
“Kita bikinnya pelan-pelan aja
ya? Jaga suara supaya nggak didenger Ibumu…” begitu pesan Enos yang sekaligus
membuktikan pada Yayuk bahwa sebenarnya laki-laki ini kalem dan bukan type
kasar. Ini makin menenangkan Yayuk dan dalam tempo sekejap dia sudah terlupa
pada suaminya yang sedang meringkuk kedinginan dan pening, tidur beralaskan
tikar di lantai besi di geladak yang berangin kencang, sebab dia sendiri di
atas kasur empuk sedang dipeluk hangat seorang lelaki tampan yang membuainya
dengan kecupan mesra diiringi asyik susunya diremas-remas, dipilin-pilin geli putting
susunya. Meningkat asyik lagi ketika mulut Enos selepas ciuman merambat dengan
kecupan seputar leher, menurun hingga tiba di bukit susunya, di situ
berganti-ganti kedua puncak bukitnya dikerjai kecapan mulut. Yayuk mulai
menggelinjang meresapi geli-geli enak pentilnya dijilat-jilat dan dihisap-hisap
mulut Enos yang terlatih. Tapi yang lebih membuatnya buntu kesadaran adalah
ketika Enos melengkapi rangsangan dengan merambatkan sebelah tangannya ke arah
selangkangan dan mengulang permainan siang tadi.
Membuka lebih lebar jepitan paha
Yayuk, begitu terkuak segera tangannya menyusup dan mengawali dengan
remasan-remasan di bukit kemaluannya sebelum disusul dengan jari-jarinya
mengukiri celah lembabnya. Di sini saja sudah membuat Yayuk mengejang-ngejang dengan
rahang terasa kaku. Apalagi sewaktu satu jari tengah Enos disogokkan menggeseki
mulut lubang kemaluannya “Serr… serr… serr…” cairan pelicinnya mulai terpompa
ke luar. Tapi serasa sudah banjir, Enos kelihatan masih asyik berlambat-lambat.
Padahal kalau tidak teringat pesan tadi, ingin rasanya Yayuk merengek dan
menggeliat-geliat binal disengat geli seperti ini. Rupanya Enos menunggu sampai
betul-betul matang, barulah dia masuk ke babak utama. Berhenti sebentar untuk
membuka sarungnya membebaskan batang kemaluannya, segera dia pun berpindah
mengambil posisi di tengah selangkangan Yayuk. Dibubuhinya ludah dulu diujung
kepala penisnya sebelum mulai dicucukkan ke lubang kemaluan Yayuk.
“Hhngghahh…” Yayuk tersedak
tenggorokannya ketika mulai menerima desakan pertama ujung batang kemaluan
Enos. Maklum masih asing dengan batang baru ini meskipun diingini juga untuk
melepaskan tuntutan kepuasannya. Tapi kalau nada di atas kedengaran seperti
kaget belum terbiasa, sambutan di bawah justru luar biasa. Baru di pembukaan
pertama Enos sudah langsung mendapatkan kehangatan Yayuk. Karena diburu oleh
tuntutan laparnya, kemaluan perempuan ini bergerak seperti refleks, menjepit
dan menarik batang kemaluan Enos langsung dibawa tenggelam masuk. Kontan Enos
kedodoran menurunkan tubuhnya seolah-olah ikut ditarik oleh sedotan lubang
kemaluan itu. Tentu saja Enos senang bukan main mendapat partner bercinta yang
mengasyikkan seperti ini.
Dalam pada itu Enos dari
sebelumnya sudah mempersiapkan diri, batang kemaluannya yang kebetulan punya
ukuran agak lebih besar dari milik suaminya Yayuk itu sengaja diolesi obat agar
tegang lebih lama. Waktu baru masuk agak meringis juga Yayuk, tapi sesudah
mulai bisa menyesuaikan diri dan Enos juga membantu dengan membakar lewat
kecupan-kecupan mesra di seputar wajahnya. Yayuk mulai melanjutkan lagi
memainkan otot-otot lubang kemaluannya. Diputar sebentar saja dia sudah
menikmati asyik yang menggaruki liang kemaluannya. Makin dikocok makin
menjadi-jadi rasa itu memaksa orgasmenya mulai mendekat untuk terlepas ke luar.
Apalagi berikutnya Enos menyusuli dengan juga memainkan pantatnya naik turun
menggesek-gesek batang kemaluannya, Yayuk makin cepat dibawa ke puncak
permainan tanpa dapat terbendung lagi. Akhirnya memeluk mencengkerami punggung
Enos diapun menyentak-nyentak sewaktu mulai berorgasme.
“Hhoghh… sshhgh…” hanya suara
tenggorokannya yang tersenggak mengiringi saat kepuasannya itu, berusaha
disembunyikan dengan cara menggigiti pundak Enos. Enos jelas tahu keadaan Yayuk
tapi dia tidak mau berhenti untuk memberi kesempatan Yayuk menarik nafas. Sebab
liang kemaluan yang diputar-putar menjepit menarik-narik dan menganduk-nganduk
itu sudah membuatnya terasa begitu enak, sementara dia sendiri belum kebagian
terpuaskan. Repotnya buat Yayuk ialah lawan mainnya ini cukup tangguh dan
berpengalaman, manalagi Enos memakai obat penunda rasa sehingga bisa
berlama-lama menikmati keasyikkan permainan sementara Yayuk malah keteteran
dibuatnya. Sudah banjir keringat keduanya namun permainan masih seru dan hangat
sekali.
Padahal biasanya perempuan kalau
terlalu lama disetubuhi sudah melemah dan menurun gairahnya, tapi batang
kemaluan Enos yang keras kaku seperti ampuh untuk merangsang terus di jepitan
liang kemaluana Yayuk memaksa orgasmenya keluar sambung menyambung. Sehingga
ketika Enos akhirnya sampai juga pada ejakulasinya untuk pertama kali, Yayuk
sendiri sudah untuk yang ke tiga kalinya. Begitu lepas Yayuk langsung terkulai
lemas dengan tulang-tulang serasa dicopoti. Betul-betul lelah sekali tapi tidak
urung satu hal sudah tertanam di hatinya yaitu kesan indah memuaskan sekali
dari hasil permainan bersama Enos yang dinilainya begitu jantan dan batang
kemaluannya pun luar biasa enaknya. Maklum, Yayuk selama ini hanya terpuaskan
lewat milik suaminya saja. Dengan sendirinya begitu dapat dari Enos terasa
lebih dari cukup untuk memuaskan kemaluan lapar milik Yayuk.
Kelanjutan malam itu meskipun
Enos masih belum puas mengerjai Yayuk, tapi dia tidak memaksa ketika Yayuk
karena perasaan takutnya berkeras untuk kembali tidur bersama Ibu mertuanya.
Tapi cara Enos yang pintar mengambil hati begini justru menarik simpati Yayuk
untuk mengulang lagi di malam berikutnya dengan senang hati. Begitulah selama
perjalanan empat hari empat malam dari, kalau penumpang lainnya mabuk pening
oleh goyang ombak lautan, Yayuk sendiri justru mabuk enak oleh goyang senggama
bersama Enos. Meskipun perjumpaan singkat namun Yayuk sudah terpincuk ketagihan
dengan Enos. Terbukti di saat-saat terakhir sekalipun di suasana yang boleh
dibilang nekat tapi Yayuk toh mau juga menutup keisengannya bersama lelaki
tampan itu.
Masih beberapa jam menjelang
tiba, semua penumpang sudah sibuk mengemasi barang-barangnya. Waktu itu di
kamar kerja Enos, suami dan Ibu mertua Yayuk juga sibuk mengemasi perlengkapan
mereka sementara Yayuk sendiri sedang ke luar mandi. Yayuk selesai mandi dan
berjalan kembali ke kamar kerja Enos, rupanya sudah ditunggu Enos di balik
pintu kamar tidurnya. Begitu akan melintas di situ tiba-tiba pintu terbuka dan
Enos langsung menangkap lengan Yayuk menariknya masuk ke kamar tidur itu.
Karuan saja Yayuk kaget dan memberi isyarat bahwa keluarganya sedang berkumpul
di sebelah. Tapi Enos berkeras sehingga meskipun serba salah terpaksa dituruti
juga oleh Yayuk, apalagi di tikungan gang terdengar langkah kaki orang, Yayuk
takut kalau terlihat bahwa dia sedang bertarik-tarikan dengan Enos di depan
pintu.
Cepat dia meloncat masuk dan
secepat itu juga buru-buru melewati celah pintu penghubung kamar sebelah yang
terkuak. Pintu itu memang cuma bisa ditutup setengah dikaitkan dengan tali
karena sudah rusak, tapi masih ada penghalang gordyn sehingga tidak terlihat
keadaan di sini dari kamar kerja sebelah. Langsung mengambil tempat terlindung
di arah ujung tempat tidur, Yayuk berdiri dengan jantung berdebaran sementara
Enos membalik kaset menyetel musik untuk menunjukkan pada orang sebelah bahwa
dia masih ada di kamar sekaligus untuk meredam suara kehadiran Yayuk.
“Iddihh Mas nekat ahh… kalau
ketauan aku di sini gawat nantinya… Ehh, adduh! mau ngapain lagi Mass… Sebentar
lagi mau nyampe aku pasti ditungguin sekarang ini..!?”
Baru saja mengeluh Yayuk sudah
menyambung protes kaget karena Enos tiba-tiba mengangkat tubuhnya untuk
dibaringkan di tempat tidur. Meskipun begitu suaranya ditekan untuk berbisik
pelan.
“Masih jauh nyampenya Yuk…
Soalnya Mas masih penasaran kamu. Nanti kapan lagi bisa ketemunya,
paling-paling setelah lewat dari sini kamu lupa lagi sama Mas.”
“Ya enggak sih Mas, kan aku udah
janji akan ngirimin surat buat Mas, siapa tau nanti ketemu lagi.”
“Itu sih tetap Mas tunggu, cuma
untuk perpisahan sekarang ini kasih sekali yang terakhir kan boleh?” Enos
menawar sambil tangannya bekerja untuk menurunkan celana dalam Yayuk.
“Tapi aku nggak enak Mass… risih
aku suamiku deket sekali di sebelah. Nanti kedengeran suaraku dia curiga,
gimana alasannya?” Yayuk mengutarakan keberatannya meskipun begitu dibiarkannya
juga celana dalamnya dilolosi lepas oleh Enos.
“Gampang, nanti bilang aja Mas
Enos lagi ngasih bekal istimewa buat Bu Heru…”
“Bekal apa… aahahngg..!?” Yayuk
tersenyum geli dengan canda Enos tapi kemudian dia mengerang manja ketika
tiba-tiba dirasanya celah kemaluannya kena disosor mulut Enos.
Sebentar dia kikuk kegelian
mencoba untuk menolaki kepala Enos tapi karena Enos tetap berkeras, dia
mengalah juga apalagi dia mulai merasakan enak kemaluannya dikerjai mulut Enos.
Rasa geli-geli asyik ketika klitorisnya dijilat-jilat, digigiti gemas dan
lubang kemaluannya disodok-sodok kaku ujung lidah Enos. Yayuk dengan suaminya
belum pernah dipermainkan seperti ini. Jelas ketika mendapatkan permainan baru
dari Enos, dia pun semakin menyukai Enos yang dinilainya pintar untuk bisa
memberikan kenikmatan dan kepuasan dalam seks kepadanya. Sehingga kalau
beberapa menit lalu dia masih setengah hati karena suami dan mertuanya sedang
ada di sebelah, sekarang dia sudah tidak perduli apa-apa lagi. Buntu otaknya
oleh rangsangan geli-geli mengasyikkan ini, menelentang diam dengan mata sayu
terpejam-pejam mulut setengah menganga sambil terkangkang lebar memberikan
kemaluannya yang terkuak bebas dikerjai Enos.
Enos sendiri baru kali ini
melihat jelas bentuk kemaluan Yayuk, sebab selama ini selalu main dalam suasana
gelap. Kontan gairah kelelakiannya terangsang oleh liang kemaluan yang montok
dan menggembung menggiurkan ini, serasa rakus mulutnya mengecapi gemas-gemas
nafsu diikuti jarinya mengoreki lubangnya yang lunak hangat. Asyik bermain di
situ tapi lama-lama tidak tahan juga. Enos berhenti setelah melihat Yayuk sudah
matang dirangsang, turun dia dari tempat tidur untuk menurunkan celananya.
Berdiri di samping Yayuk kali ini dia sengaja membebaskan kemaluannya
memamerkan batang telanjangnya dipandangi Yayuk dengan mata sayu bernafsu.
Makin didekatkan batang itu ke muka Yayuk.
“Basahin sebentar sama ludahmu
Yuk..!” pintanya menguji kesediaan Yayuk. Apa yang dimaksud segera dipenuhi
Yayuk karena perempuan kalau sudah dibuktikan lebih dulu dihisap kemaluannya
memang jadi murah hati. Padahal inipun masih risih dia melakukannya pada
suaminya. Dalam berahinya terlupa sudah rasa risih dan jijik apalagi dengan
lelaki bukan suaminya, langsung saja Yayuk mendekatkan kepalanya membawa
mulutnya mencaplok kepala batang Enos. Segera dihisap-hisap dan dilocoknya
bagian yang bisa tertampung di mulutnya berdasarkan nalurinya sambil memejamkan
mata untuk ikut menikmati rasa yang terdapat di situ. Dia mulai mendapatkan
keasyikan tersendiri dengan mengulum batang kemaluan lelaki seperti ini tapi
sayangnya tidak berlama-lama karena Enos tidak ingin kehabisan waktu.
Meminta batangnya dilepas, Enos
naik langsung menindih Yayuk dengan menempelkan rapat kedua kemaluan
masing-masing, tapi rupanya dia belum langsung mulai, masih menggosok-gosokkan
batang tegangnya di depan mulut lubang sambil mengajak Yayuk bercumbu diiringi
kecupan mesra di seputar wajahnya. Kalau belum dimasukkan memang belum
bereaksi, jadi Yayuk masih bisa meladeni cumbu rayu Enos, saling berbisik
dengan juga membalas berkecupan sama mesranya.
“Kalau udah di rumah nanti jangan
lupa sama Mas Enos, ya Yuk…?”
“He ehh.. aku nggak bakalan lupa
sama Mas, abisnya pinter maennya. Tapi jangan-jangan Mas sendiri yang lupa sama
Yayuk?”
“Oo nggak, Mas pasti keinget
terus sama memeknya Bu Heru yang pinter ngocok sendiri ini…”
“Ngg.., kontolnya Mas Enos yang
mantep…” balas Yayuk tersenyum geli.
“Bu Heru suka ya? tapi jangan
bilang-bilang Pak Heru kalau memeknya dipakai Mas, ya?” kata Enos sambil mulai
memasukkan batangnya di lubang kemaluan Yayuk yang sedari tadi sudah siap
menganga di bawahnya. Begitu tertancap langsung disambung gerakan keluar
masuknya pelan.
“Asal jangan kenceng-kenceng
Maass… nanti rusak, Pak Heru di sebelah bisa marah… Sshh hmmm… enak banget
kontolnya Mas Enos… enaaakk rassanya…” sambil bertimpal canda Yayuk pun segera
meresap asyik garukkan batang kemaluan Enos, liang kemaluannya mulai
mengimbangi dengan goyang mengocok seirama dengan Enos.
“He ehh.. sambil diputer-puter
gitu Bu Heru… Iyya sshh asyik kocokkannya… sshmmm…”
Keduanya mulai tenggelam dalam
asyiknya bersanggama. Sekalipun suaminya berada dekat di sebelah dan namanya
disebut-sebut tapi Yayuk betul-betul sudah terlupa dengan cinta sucinya kepada
sang suami. Terlupa dirinya dalam nikmat beradu kemaluan dengan lelaki yang
relatif baru dikenalnya ini. Satu-satunya yang masih teringat cuma menjaga
suara jangan terlepas mencurigakan. Padahal kalau saja Heru tahu apa yang
terjadi di balik dinding sebelah, tentu bisa pingsan dia saking dibakar
cemburu. “Ssshh nghh… aahsh mngh.. hhgh sssshh… ahh aaoohh dduhh… mmmhgng…”
mungkin bisa terlepas ke kamar sebelah suara desah nafas dan erang tenggorokan
keduanya yang keenakkan, tapi tentu saja Heru tidak curiga bahwa itulah erang
rintih istrinya yang sedang berorgasme melepaskan kepuasannya. Kapal merapat
dan penumpang turun, Enos dari anjungan atas hanya mengantar perpisahan ini
dengan senyum manis disambut Yayuk yang membalas dengan juga tersenyum
malu-malu geli.
ArenaDomino Partner Terbaik Untuk Permainan Kartu Anda!
BalasHapusHalo Bos! Selamat Datang di ( arenakartu.org )
Arenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)
Game Terbaru : Perang Baccarat !!!
Promo :
- Bonus Rollingan 0,5%, Setiap Senin
- Bonus Referral 20% (10%+10%), Seumur Hidup
Wa :+855964967353
Line : arena_01
WeChat : arenadomino
Yahoo! : arenadomino
Situs Login : arenakartu.org
Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
Min. DEPO & WD Rp 20.000,-
INFO PENTING !!!
Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.