Malam ini merupakan malam pertama
D & L sebagai suami istri. Di kamar, D & L mengganti pakaiannya dengan
piyama tidur yang nyaman dan santai dipakainya. Begitu rebah ke ranjang,
keduanya langsung saling berpagut. Saat itu Danny merasakan adanya hal yang
aneh pada dirinya. Sepertinya jantungnya berdegup lebih cepat dan lebih keras.
Semangat libidonya menjadi sangat menyala-nyala. Nafsu birahinya menjadi
demikian membara. Malam itu mata Danny yang nampak menjadi merah seakan
terbakar menyaksikan Lia istrinya yang teramat sangat seksi. Saat menyaksikan
pengantinnya tergolek di ranjang, dia ingin secepatnya menggagahinya.
Menyetubuhinya.
Kemudian dengan serta merta tanpa
menunjukkan kelembutan atau sentuhan-sentuhan awal, bahkan dengan cara agak
kasar, dilucutinya pakaian tidur istrinya Lia, kemudian juga pakaiannya
sendiri. Perasaan yang menggebu-gebu ini ternyata juga melanda Lia sendiri.
Saat Danny melucuti pakaiannya, dengan desahan yang keras Lia juga menunjukkan
ketidaksabarannya. Diraihnya tonjolan besar pada selangkangan Danny yang nampak
menggunung. Sebelum sempat Danny menelanjangi dirinya sendiri, di betotnya
****** Danny dari sarangnya. Langsung di kulumnya. Mereka, para pengantin ini
nampak dikuasai nafsu birahi yang sudah tidak dapat mereka kendalikan sendiri.
Mereka saling merangsek, saling mencengkeram dan meremas, saling menjilat dan
menyedoti, saling melampiaskan dendam birahinya. Suasana riuh rendah oleh desah
dan rintih pasangan ini sungguh sangat erotis bagi siapapun yang mendengarnya.
Mungkinkah hal itu disebabkan
oleh suasana romantis villa mewah ini?. Suasana romantis yang memilik kekuatan
untuk mendongkrak libido mereka dengan tajam sehingga nafsu birahi mereka
sepertinya begitu terbakar. Nampak Lia yang telah telanjang bulat menunjukkan
buah dadanya yang sangat ranum mengencang. Putingnya yang memerah mencuat keras
tegak di bukit ranum kencang itu, seakan menanti siapapun yang bersedia
mengulum dan menyedotinya. Sementara itu ****** Danny demikian pula. Darahnya
telah penuh terpompa pada urat-urat batangnya. ****** Danny ngaceng dengan
keras sekali. Urat-uratnya bertonjolan di sekeliling batang itu. Kepalanya yang
cukup besar berkilatan yang disebabkan darahnya menekan keluar hingga membuat
kulitnya tegang dan mengkilat. ****** itu terus mengaduk-aduk wilayah
selangkangan istrinya. Dia mencari lubang vagina Lia yang juga sudah merekah
kehausan menunggu ****** Danny untuk menembusnya.
Pagutan, ciuman, gigitan yang
disertai erangan, desahan dan rintihan dari Danny dan Lia saling bersambut.
Keduanya benar-benar tenggelam dalam nafsu birahi yang sangat tinggi.
?Ayyooo Dannyyy, masukkan
tongkolmuuuu.. ayyooo Dann…?.
?Mana memiawmu sayangggg…
tongkolku sudah tidak dapat tahan nihhh. ingin secepatnya memasuki lubang
surganmuuuu… LIAAAAAA!
Tak pelak lagi, dengan penuh
ketidak sabaran, mereka, Danny dan Lia ini sepertinya telah dirasuki kegilaan
birahi. Mereka nyaris seperti hewan, yang melampiaskan nafsunya berdasarkan
naluri hewaniahnya. Berbagai obsesi seksual yang sesungguhnya bersifat sangat
pribadi dan tersimpan dalam-dalam di sanubari masing-masing, tidak dapat
tersembunyikan lagi tumpah di malam pertama bulan madu mereka di Villa Forest
Green yang sangat romantis ini.
Ujung ****** Danny sudah tepat di
bibir lubang vagina Lia ketika tiba-tiba dengan sangat mengejutkan terdengar
pintu kamar digedor-gedor dengan sangat kasar dan keras.
?Haaiiiii, yang di dalam kamarrr!
Bukaa! Buka pintunyaa! Atau aku yang akan buka dengan paksa! Ayyyooooo
bukkaa!?.
Amukan birahi seksual D & L
yang sedang memuncak langsung runtuh. Dengan geragapan mereka langsung diserang
kecemasan dan ketakutan hebat. Mereka sama sekali tidak pernah memperhitungkan
adanya kemungkinan seperti ini. Di villa mewah yang sejuk dan penuh kesan
tenang dan aman ini sama sekali tidak menyiratkan kemungkinan-kemungkinan
seperti ini. Danny langsung mendekap istrinya yang nampak langsung gagap
histeris penuh ketakutan.
Kemudian menyusul gedoran lagi
dan gedoran yang semakin kasar lagi. Dengan gemetar dan ketakutan yang hebat
kedua pengantin pria dan wanita itu serta merta menarik selimut seakan dapat
bersembunyi sambil menutupi ketelanjangannya.
Dan akhirnya terdengar
tendangan-tendangan yang sangat kuat. Pintu kamar tidur itu jebol. Daun
pintunya terbanting ke lantai dengan mengeluarkan suara yang sangat keras.
Danny dan Lia menggigil. Mata mereka terpaku tajam ke arah lubang pintu yang
telah jebol tebuka itu.
Mereka melihat ada 2 orang
bertopeng setengah telanjang kecuali cawat-cawat mereka yang menutupi aurat
mengayun-ayunkan kapak di tangannya. D & L semakin ketakutan, menggigil
gemetar. Kedua orang itu menutupi kepalanya dengan semacam rajutan kaos gelap,
persis seperti yang terjadi di film-film kriminal atau peristiwa-peristiwa
teror di TV. Yang nampak hanya mata mereka yang beringas dan suara mereka yang
terdengar keras, kasar dan brutal.
?Ho, ho, ho, ha, ha, ha…, rupanya
sepasang pengantin cantik dan tampan ini sedang bercumbu… uhhhh… Uhhh nikmatnya
nihhh…?.
Kemudian salah satu dari mereka
mendekat ke ranjang. Dengan kekuatan tangannya dia renggut selimut yang
menutupi Danny dan Lia. Dengan sekali renggut selimut itu langsung terbuka dan
tampaklah Danny dan Lia yang bugil saling berpelukan histeris. Langsung
dilemparkannya selimut itu ke lantai.
?Ampuuunnnnnnn Paakk… Jangan
diapa-apakan kamiii… ampunnnn.. a.. mpuunn …?, Lia menangis dan gagap karena
didera ketakutan yang amat sangat.
Seolah-olah tidak mendengar
suara-suara iba tersebut, ketakutan maupun sikap protes dari Danny dan Lia,
kedua orang itu langsung membuka kedoknya. Dan betapa terperanjatnya Danny dan
Lia ketika melihat siapa kedua begundal itu.
Mereka adalah Tory dan Pedro yang
sebelumnya dianggap sangat santun dan menyenangkan oleh pasangan D & L ini.
Tanpa dapat dicegah lagi Danny
yang dalam keadaan bugil langsung bangkit hendak mengamuk dan melawan kedua
orang itu. Tapi dari penglihatan sepintas sudah jelas, Danny bukanlah lawan
mereka berdua. Tubuh Tory dan Pedro yang kekar dan penuh otot bukan lawan
Danny. Dengan mudah dia dilumpuhkan, tangan-tangan kuat Pedro meringkusnya
kemudian kedua tangan dan kaki Danny diikat dan tubuhnya dibiarkan tergeletak
di lantai.
Mereka tidak mengacuhkan segala protes,
hujatan dan caci maki Danny. Dengan tertawa penuh kemenangan mereka merasa puas
dengan lancarnya perbuatan keji mereka. Selanjutnya Tory dan Pedro lebih
tertarik untuk memusatkan perhatian pada pengantinnya yang cantik, yang juga
bugil dan tanpa daya tergolek di ranjangnya. Permohonan ampun dan tangisan
ketakutan penuh pilu dari bibir mungil Lia sama sekali tidak menggetarkan hati
para begundal itu. Mungkin hati mereka memang telah mereka buang jauh-jauh.
Tangan-tangan Tory dan Pedro
tidak sabar lagi untuk menjamah tubuh cantik mulus Lia itu. Tapi saat Pedro
mendekat untuk meraih pahanya, tanpa dia duga kaki Lia menendang matanya.
Gelagapan dan kepedihan pada matanya membuat Pedro terduduk sambil menutup
mukanya. Melihat hal itu dengan sigap Tory langsung merangkul Lia. Pengantin
yang berontak dan berteriak-teriak histeris ketakutan itu ditindihnya. Tubuh
putih mulus telanjang itu dipeluk dan diringkusnya tanpa banyak kesulitan,
bahkan nampaknya Tory ini sangat menikmati apa yang harus dia lakukan. Tangan
kanan Lia direnggutnya. Dia keluarkan tali dari kantongnya. Tangan itu
diikatnya kuat-kuat ke tiang bagian atas ranjang itu. Dan tangan kirinya
kembali direnggut untuk diikatkan ke tiang ranjang di bagian sebelah atas yang
lain.
Tentu saja Lia yang dilanda
ketakutan yang amat sangat langsung berontak dan meronta seperti kuda betina
yang liar. Kaki-kakinya menendang-nendang apa saja yang ada di dekatnya. Tapi
semua perlawanan itu hanya sia-sia. Kaki-kaki itu, oleh Pedro yang sudah baik
matanya direnggut dan diikatkannya ke kaki ranjang bagian bawah kanan dan kiri.
Peristiwa itu sungguh menjadi
penampakkan yang sangat erotis baginya. Lia, sang pengantin, bidadari yang
mulus, dewi berkulit kuning putih tanpa cacat, perempuan jelita yang mengamuk
dengan liar, melawan dua begundal setengah telanjang dengan tubuh hitamnya yang
berkilat karena keringatnya. Para begundal brutal itu nampak kewalahan saat
meringkus Lia.
Dengan cara merangkulkan
tangan-tangannya serta menekankan wajah-wajah mereka sekenanya pada tubuh yang
sangat merangsang birahi milik si jelita, Tory dan Pedro memerlukan kerja keras
sambil menikmati sensual tubuh Lia. Akhirnya sang korban yang jelita itu
benar-benar tak berdaya. Dan kini, kaki dan tangan Lia telah terikat kuat-kuat
pada ranjang pengantinnya. Dan untuk keberhasilannya, para pendatang brutal itu
langsung disuguhi pemandangan yang sangat spektakuler, merangsang dan erotis
sekali. Tangan Lia yang terikat ke bagian atas kanan dan kiri ranjang membuat
ketiaknya yang indah nampak terbuka.
‘Uuhhh… Akan kubenamkan hidungku
ke lembah ketiakmu yang indah itu.. lidahku, bibirku akan menjilati dan
menyedotmu Liaaa…’, begitu begitu pikir begundal-begundal tersebut.
Dan paha Lia yang kini telah
mengangkang terbuka, memamerkan memiawnya yang ranum menggunung yang langsung
mendongkrak nafsu birahi kedua serigala lapar dan brutal itu. Keduanya tercekat
menyaksikan dengan penuh takjub kemaluan Lia yang ditutupi bulu-bulu tipis
merekah yang seakan menunggu jamahan tangan-tangan kasar mereka atau jilatan
lidah dan sedotan bibir tebal mereka atau bahkan tusukan ******-****** kedua
begundal brutal itu.
Tak tahan menyaksikan tindakan
brutal yang dilakukan Pedro dan Tory pada istrinya, Danny berteriak-teriak
dengan harapan ada orang lain yang mendengarkannya di tengah hutan sepi itu.
Ulah itu hanya jadi tertawaan para begundal. Tory menyuruh Pedro untuk
menyumpal mulut Danny dan menyeretnya ke kamar sebelah. Pedro langsung
bertelanjang melepas cawatnya sendiri yang dekil dan pesing untuk di sumpalkan
pada mulut Danny. Tentu saja Danny jadi gelagapan panik menerima perlakuan
kotor Pedro itu. Tetapi mana dapat ia melawan dengan kaki dan tangannya yang
masih terikat erat-erat.
Dan Tory juga langsung
bertelanjang melepas cawatnya. Dia sumpalkan cawatnya yang sama dekilnya ke
mulut Lia yang langsung berkelojotan karena jijik dan ingin muntah. Tetapi
sia-sia pula. Dan akhirnya tanpa daya pasangan D & L ini menjadi tawanan
Pedro dan Tory. Dan tanpa terhindarkan, Danny maupun Lia dihadapkan pada
pemandangan yang selama ini dianggapnya sangat tabu. Kedua orang ini
menyaksikan ****** lelaki lain, ****** Pedro dan Tory yang telah ngaceng berat.
******-****** mereka yang nampak tegak dan kaku itu sungguh luar biasa.
Mengingatkan pada pisang tanduk di sepanjang jalan Bogor. Besar dan panjangnya
tak kurang dari 20 cm dengan garis tengah sekitar 4,5 cm.
Bagi seorang wanita semacam Lia,
****** sebesar itu membuat khayalannya langsung melayang. Lia membayangkan
bagaimana rasa pedih dan sakitnya apabila ****** itu dipaksakan menembus
memiawnya yang masih perawan. Akankah hal itu akan terjadi pada dirinya yang
hingga kini bahkan suaminya pun belum pernah benar-benar menjamah memiawnya itu?
Akankah Pedro dan Tory mendahului Danny sebagai pemilik yang sah atas vaginanya
secara bergiliran memaksakan ******-****** mereka itu menembus memiawnya? Lia
sangat takut dan merasa ngeri dengan pikirannya yang mengkhayal sejauh itu. Dia
menggigil kemudian menutup matanya.
Sementara itu bagi Danny, melihat
Pedro dan Tory yang memiliki ****** sebesar dan sepanjang itu rasa percaya
dirinya langsung runtuh. Dia bayangkan apabila istrinya sempat mereka paksa
untuk menerima ****** mereka, dan pada akhirnya Lia mendapatkan kenikmatan
serta kepuasan dengan ******-****** sebesar itu, dapat dipastikan dia tidak
mungkin mampu mengungguli Pedro maupun Tory. Dan di belakang hari dapat
dipastikan Lia tidak akan pernah puas berhubungan seks dengan dirinya. Lia akan
dengan sebelah mata saja melayani dia sebagai suaminya.
Danny sangat terpukul.
Membayangkan istrinya Lia mendesah serta merintih mendapatkan kenikmatan birahi
dari Tory dan Pedro. Hatinya langsung ciut.
?Yo, ambil minuman itu lagi. Kita
buat mereka lebih galak lagi?, terdengar Tory menyuruh Pedro.
Kata-kata Tory itu menjadi
pikiran Danny maupun Lia. Minuman apa itu? Bikin galak lagi? Apakah hal itu
yang membuat mereka demikian panas birahinya saat memasuki peraduan setelah
makan malam tadi? Mungkinkah Pedro dan Tory memasukkan obat perangsang seks
pada makan malam mereka tadi?
Tak lama kemudian Pedro balik
dengan sebotol cairan berwarna kuning bening. Pertama-tama pada Danny. Tangan
Tory memegangi kepala dan membuka sumpal mulut Danny yang langsung panik ketakutan.
Kemudian Pedro menjejalkan mulut botol ke mulut Danny dan memaksakan untuk
minum. Ketika Danny berusaha menolak dengan cara memalingkan wajahnya, Tory
memeganginya dan membekap hidungnya. Karena tersedak Danny terpaksa menelan
cairan dari botol itu. Dia merasakan asin dan pesing. Jangan-jangan air kencing
mereka ini. Dengan cara yang sama cairan itu juga dijejalkan pula pada mulut
Lia.
?Nahhhh, bapak dan ibu, jangan
khawatir… Itu adalah minuman demi kesehatan pak Danny yang tampan dan bu Lia
yang jelita…, sebentar lagi bapak dan ibu pasti akan semakin segar, ha, ha,
ha…?.
Beberapa saat kemudian, pasangan
D & L merasakan dunia seakan berputar-putar. Pandangan matanya mengabur.
Jantungnya berdegup lebih kencang. Lia merasakan darahnya memanas. Dan gambaran
******-****** Pedro serta Tory yang luar biasa itu mendekat.
Dia merasakan seakan-akan
ujung-ujung ****** mereka menyentuh gerbang bibir vaginanya. Dia merasakan
rangsangan birahi yang hebat, seperti halnya saat ****** Danny suaminya
menyentuh vaginanya. Sementara itu Danny juga merasakan darahnya yang memanas.
Nafsu birahinya meledak-ledak. Ingin rasanya menjilati selangkangan Lia
istrinya yang saat ini terbuka memamerkan nonoknya di atas ranjang
pengantinnya. Ingin rasanya dapat secepatnya terbebas dari para begundal itu
untuk kemudian melanjutkan apa yang tadi telah hampir dilakukannya, tongkolnya
menembus memiaw istrinya.
?Lemparkan Danny ke kamar
sebelah?.
Si Pedro kembali melaksanakan
perintah Tory. Dengan mulutnya yang kembali tersumpal cawat Pedro dan
perasaannya yang mabuk dan ingin muntah akibat minuman yang dijejalkan tadi,
Danny diseret ke kamar sebelah. Kemudian pintunya dikunci. Danny sangat
penasaran, kesal dan marah. Semula dia berharap dapat tetap sekamar dengan
istrinya. Setidak-tidaknya matanya masih dapat menikmati tubuh bugil istrinya
yang terikat di ranjang, sehingga ledakan birahinya yang kini melanda nafsunya
dapat sedikit tersalurkan.
Di lain pihak Lia yang
ditinggalkan suaminya tak dapat menghindarkan pandangannya pada ****** Pedro
dan Tory yang nampak sedemikian besar dan panjangnya. Batang ******-****** yang
dikelilingi urat-urat itu semakin nampak perkasa. Kepala helmnya yang yang
tumpul membulat berkilatan kena cahaya lampu kamar. Lia sendiri belum pernah
menyaksikan secara langsung ****** lelaki dewasa seperti yang dilihatnya
sekarang ini. Dia hanya ingat bahwa pernah melihat ******-****** sebesar itu
dari VCD porno yang disaksikan ramai-ramai bersama teman-temannya pada saat jam
istirahat di kantor.
Sewaktu vaginanya siap ditembus
****** Danny dia hanya merasakan ujung ****** yang hangat merangsang
bibir-bibir vaginanya. Dia ingat betapa nikmatnya saat birahinya menjadi
demikian memuncak yang disebabkan ujung ****** Danny itu. Dia merasakan
keinginannya yang sangat kuat agar Danny secepatnya menembus kemaluannya. Bibir
vaginanya sangat kehausan untuk melahap batang ****** Danny.
Tapi kini Danny tidak lagi berada
di kamar ini. Yang nampak kini adalah Pedro dan Tory yang sama-sama telah
berbugil ria. Dan ******-****** mereka itu, kenapa mata Lia dibuatnya sangat
terpesona? ******-****** itu tegak ngaceng dengan kokoh dan tegarnya.
Lia berpikir akankah mereka juga
akan seperti Danny? Menempelkan atau menusukkan ******-****** yang luar biasa
itu ke bibir vaginanya? Akankah dia akan membiarkan dan menerima kehadiran
******-****** yang bukan milik suaminya itu? Akankah dia mampu menerima
serangan badai nafsu serigala para brutal itu? Dari celah matanya yang basah
karena air mata, Lia melirik ke ****** para brutal tersebut.
Tiba-tiba perasaan seperti yang
terjadi pada saat bersama Danny memasuki kamar usai makan malam tadi melintas.
Rasa ingin, ingin, ingin, ingin, keinginan yang kuat, keinginan yang
meledak-ledak, ingin Danny melanjutkan tusukan tongkolnya ke lubang
kemaluannya, melanjutkan kenikmatan birahi yang mulai memuncak. Mungkinkah itu?
Bagaimana mungkin?
Yang nampak jelas siap melakukan
itu justru Tory dan Pedro yang telah telanjang bulat dengan ******-****** keras
besar panjang mereka itu. Mereka sangat siap dan sangat mungkin memperkosanya.
Ooohh…, alangkah ngerinyaaa…
Lia berusaha menepis perasaan
yang sangat menakutkan itu. Dipalingkan wajahnya dari ******-****** itu.
Sungguh ngeri membayangkan ****** sebesar dan sepanjang milik para brutal itu
menembus memiawnya. Apabila hal itu terjadi pasti akan merobek-robek vaginanya.
Tetapi darah dan jantung ini?
Mengapa darah dan jantung Lia terus berdegup kencang sejak makan malam tadi
seakan ada yang terus merangsangnya. Dan kini bahkan semakin kencang serta kuat
memacu darahnya, setelah Tory dan Pedro mencekoki cairan kuning bening tadi.
Apakah itu obat perangsang seksual yang membuat dirinya tidak dapat melepaskan
pandangannya atau memalingkan wajahnya dari ******-****** Pedro dan Tory itu?
Ah, sangat mungkin…! Bukankah Pedro dan Tory nampak jelas telah mempersiapkan
semua rencana jahatnya ini. Topeng itu, kampak itu, gedoran di pintu itu. Semua
merupakan bagian rencana jahatnya. Dengan memberikan obat perangsang birahi
seksual, korbannya akan cepat takluk dan mengikuti kemauan bejat seksualnya.
Korbannya akan patuh untuk menjadi budak seksualnya.
Lia akan cepat menyerah dan
sangat kehausan untuk secepatnya menikmati ******-****** para pejantan itu.
Ahhh…, degup jantung ini…, kenapa jadi sulit sekali, membuang keinginannya
untuk tidak kembali melirik ******-****** pejantan itu.
‘Oohh.., jangannnn… jangannnn…!’
Lia memejamkan matanya untuk
menghapus semua lintasan pikirannya, wajahnya memucat, kemudian memerah,
kemudian kembali memucat, kembali memerah. Bayangan akan ******-****** besar
itu jadi berbalik sangat menggairahkannya.
Perasaan ngeri, takut, cemas
tetapi tidak sepenuhnya ingin benar-benar menghindar, rasa birahi yang terus
mengejarnyaa, dirasuki dengan penuh kebimbangan dan keraguan, semuanya serba
bercampur aduk. Lia dilanda kebingungan yang amat sangat. Khayalan-khayalan
liarnya yang terus memburu tidak dapat dilenyapkan dari kepalanya. Detak dan
degup jantungnya juga tak dapat dikendalikannya.
‘Akankah…, Ohhh…, ampuni aku
Danny…, Dannyyyyyyy…, ampuni akuuuu…, aku tidak mampu mengambil keputusan…,
tolongggg…, aku membutuhkan kk… kkaamuuu… uuuu.. uuuhhhh…’.
Dan memang, keputusan akhirnya
bukanlah di tangan Lia.
Begitu terlempar ke kamar
buangannya, pertama-tama yang dicari Danny adalah lubang. Lubang atau celah di
dinding, dimana dia dapat mengintip istrinya yang telanjang. Pengaruh minuman
yang dijejalkan Pedro dan Tory tadi membuat libido Danny terangsang dengan
hebat, saat ini yang diperlukan Danny adalah dapat mengintip istrinya
telanjang, dia ingin melakukan mastubasi.
Ternyata dia dapatkan, kamar
villa yang seluruhnya dibuat dari kayu dan balok itu memberikan celah di antara
dua baloknya. Celah itu cukup longgar. Danny serta merta beringsut ke celah
itu. Tetapi ternyata celah itu terlampau tinggi di atas kepala Danny. Dengan
ikatan tali pada tangan dan kakinya Danny kesulitan untuk berdiri maupun
sekedar jongkok. Sementara celah itu dapat dia raih setidak-tidaknya dengan
berjongkok. Dia mengamati sekeliling kamar itu.
Dari kamar sebelah terdengar
suara riuh. Terdengar ‘hah, huh, hah, huh…’, suara istrinya yang mulutnya
terbungkam celana dalam dekil milik Tory. Danny jadi panik, dia memastikan
sesuatu telah terjadi pada istrinya. Dia gulingkan tubuhnya ke sebuah kotak
kayu di pojok kamar itu. Dia coba menendang kotak itu dengan kaki terikat agar
dapat didekatkan ke dinding. Berhasil. Danny kembali berguling. Memerlukan
perjuangan cukup panjang untuk dapat memanjat kotak itu dengan kaki dan tangan
yang terikat.
Sementara itu suara istrinya
sudah terdengar berbeda, dalam waktu singkat suara itu telah berubah menjadi
desahan dan rintihan, disamping juga terdengar suara Tory atau Pedro atau
kedua-duanya. Mereka terdengar berbicara dalam bahasa daerah mereka yang Danny
sama sekali tidak memahami artinya, tetapi Danny memastikan mereka sedang
melakukan sesuatu hal yang tidak senonoh pada Lia istrinya yang kini terikat
dan telanjang bulat di depan mereka.
Akhirnya setelah berjuang keras
untuk memanjat kotak kayu itu, dalam keadaan terikat tangan dan kakinya mata
Danny kini dapat menyaksikan Tory sedang memeluk dan menciumi kedua payudara
istrinya. Dan Pedro dari arah lain sedang memeluk paha Lia serta wajahnya
tenggelam dalam selangkangannya. Nampak kepala Pedro naik turun menjilati arah
kemaluan Lia. Seketika itu juga seolah-olah ada sejuta petir menghantam
kesadaran Danny. Dia langsung terjungkal ke lantai. Danny kehilangan
kesadarannya. Tetapi hanya sesaat, dalam keadaan terkapar di lantai nampak
kelopak mata Danny yang lelah pelan-pelan terbuka. dan kemudian dengan cepat
dia bangkit dan kembali berusaha merangkak ke kotak itu untuk mengintip celah
di dinding itu.
Bermenit-menit dia lalui untuk
mampu kembali pada posisi dimana dia dapat mengintip kamar istrinya yang saat
ini sedang digarap oleh Tory dan Pedro. Suara erangan yang telah berganti
menjadi suara desahan dan rintihan istrinya terus terdengar, juga pembicaraan
antara Tory dan Pedro yang tidak diketahui maknanya oleh Danny terdengar
semakin cepat bersahut-sahutan.
Sementara itu telah terjadi hal
yang aneh pada diri Danny, mungkin pengaruh dari makanan dan minuman yang
dicekokkan oleh para begundal itu ke mulutnya atau setelah menyaksikan istrinya
dikerjai secara brutal oleh dua begundal itu sehingga membuatnya terjungkal ke
lantai, atau mungkin juga campuran dari keduanya. Saat dia kembali menaiki
kotak itu, dorongan keinginannya sudah berganti. Dia tidak lagi ingin mengintip
untuk melihat istrinya yang telanjang atau untuk menyaksikan bagaimana istrinya
dengan gigih melawan kedua brutal itu.
Yang diinginkannya sekarang
adalah menyaksikan bagaimana kedua brutal itu yang dengan ****** besar dan
panjangnya dapat memberikan kenikmatan erotik dan sensasional kepada istrinya.
Sekarang dia ingin menikmati pemandangan bagaimana istrinya dient*t oleh para
begundal itu. Danny kembali ngaceng berat. Lebih sensasional daripada
sebelumnya. Dia ingin secepatnya menyalurkan syahwatnya. Dia ingin melakukan
masturbasi sambil menonton istrinya dient*t para berandal-berandal di kamar
sebelah itu.
Inikah yang disebut ?shock
terapy?? Sebuah peristiwa yang sangat luar biasa yang mampu dengan seketika
mengubah mental, selera, cara pandang ataupun keyakinan seseorang. Yang mampu
mengubah Danny, dari ketakutan serta kekhawatiran yang mencekam, menjadi
sesuatu yang justru dia harapkan untuk terjadi? Dari yang awalnya berkeinginan
untuk menolong menjadi keinginan untuk ikut menikmati?
Dan itulah yang terjadi. Saat
matanya kembali di lubang ingintipan tersebut, kini dia menyaksikan bahwa telah
terjadi perkembangan. Nampak sumpal pada mulut istrinya sudah dilepas, walaupun
pada tangan dan kakinya masih terikat pada ranjang itu. Nampak istrinya
menggeliat-geliat tetapi tidak berteriak menolak. Yang terdengar justru desahan
dan rintihan dari mulut Lia yang terdengar penuh kenikmatan, bahkan mata Lia
nampak memandang Tory dengan tongkolnya yang sangat besar, sedang memompa
kemaluannya.
Danny melihat bagaimana pinggul
istrinya sedemikian bergairahnya menjemput keluar masuknya ****** Tory yang
kelewat besar itu. Adakah Lia juga telah diterkam obat perangsang itu, sehingga
membuatnya kini menyerah dalam jarahan seksual para begundal itu?
‘Ah masa bodohlah, aku sendiri
punya kebutuhan pula, birahiku ooohhhhh, menyaksikan istriku dient*t para
begundal itu’, demikian pikir Danny.
Jarak lubang dengan posisi
istrinya yang terikat ini tidak lebih dari 1 meter di kamar yang relatif sempit
itu. Danny dapat dengan nyata menyaksikan mengkilatnya batang ****** Tory yang
keluar masuk menembus memiaw Lia istrinya. Tanpa dapat dicegah, air liur Danny
menetes saat melihat ****** Tory yang luar biasa itu. Telinganya yang menangkap
suara desahan dan rintihan istrinya yang tidak lagi terbungkam itu sebagai
pertanda kenikmatan yang sedang melanda istrinya. Danny tersenyum. tongkolnya
yang ngaceng dipepetkannya ke dinding. Pelan-pelan digosok-gosokkannya. Duhh…,
nikmatnyaaaa…
Dari lubang ingintipan itu, Danny
melihat Tory semakin cepat memompa. Makin cepat, makin cepat, cepat, cepat…
Dan, ‘AACCHH…’, terdengar teriakan Tory… Dan sperma Danny muncrat berbarengan
dengan air mani Tory yang tumpah-ruah di kemaluan dan tubuh istrinya Lia.
Itulah kepuasan seksual pertama sejak perkawinannya dengan Lia istrinya, pada
hari-hari yang seharusnya penuh bahagia, pada hari-hari bulan madunya.
Kemudian Danny lemah terduduk.
Tetapi tidak lama. Dia mendengar kembali suara-suara desahan dan rintihan dari
kamar sebelah, Danny kembali mengintip. Kini dia melihat Pedro menindih tubuh
istrinya. Dia melumat leher, ketiak dan dada Lia. Sementara tangan kanannya
memegang tongkolnya yang bukan main indahnya di mata Danny kini, dan tangan
kirinya memeluk pinggul Lia untuk menempatkan lubang kemaluannya persis di
ujung tongkolnya. Dan yang menjadi sasaran birahi Danny sekarang adalah
menyaksikan istrinya Lia menggeliat-geliatkan pinggulnya menahan kenikmatan
pada saat vaginanya melahap ujung ****** Pedro. Tubuhnya dicekal oleh otot-otot
lengan Pedro. Dan vagina Lia dengan penuh kepasrahan menerima tembusan dan
tusukan nikmat dari begundal brutal itu.
Mata Danny melotot melihat
adegan-adegan itu. tongkolnya kembali bangkit ngaceng. Obat perangsang yang
dicekokkan padanya membuat tongkolnya tidak dapat tidur. Dan kembali dinding
kamarnya menerima gosokan ****** Danny. Dan keadaan Lia sendiri, tak
terhindarkan lagi, kebrutalan para begundal itu mulai menjadi, Lia menyaksikan
wajah Tory langsung tenggelam, dia rasakan sedotan bibir tebal dan jilatan-jialatan
lidah kasarnya yang merambahi ketiak, leher, dadanya…
Dia rasakan bagaimana bibir Tory
mencaplok kedua payudaranya. Lidahnya menari-nari pada putingnya. Gigitan kecil
tetapi terasa sangat kasar membuat putingnya menjadi perih. Tetapi yang dia rasakan
sangat aneh adalah…, perasaan ngeri, takut dan cemas itu, mengapa pupus,
ternyata pupus, mengapa yang hadir kini justru rasa haus yang amat sangat. Dia
diserang rasa kehausan yang amat sangat. Ingin sekali dia mendapatkan air untuk
tenggorokannya. Ingin sekali, ingin sekali. Dia sangat menantikan Tory
mengangkat celana pesingnya yang membungkam mulutnya. Dia sangat menantikan
bibir tebal Tory melumat bibirnya. Dia ingin sekali meminum ludah Tory langsung
dari mulutnya.
‘Oohhhh Toryi tolooong… akuuu hauss…,
tolong Toryii, tolongggg…’.
Dan kehausan itu semakin menjadi
ketika dilihatnya Pedro menyusul menenggelamkan wajahnya ke selangkangannya.
Lidah Pedro yang juga kuat dan kasar itu langsung menjilat seluruh bibir
kemaluannya. Langsung membor lubang vaginanya.
Untung saja Tory tahu…, Tory yang
telah 55 tahun itu tahu reaksi perempuan yang kehausan saat menerima jilatan,
sedotan, sentuhan lidah maupun bibir atau sodokan ******. Dia tahu bagaimana
desakan birahi akan membuat tenggorokannya mengering dan seorang perempuan akan
meminta agar secepatnya dilumat bibirnya untuk dapat menyedot ludah lelaki yang
menyetubuhinya dan secepatnya kemaluannya ditembus ****** besarnya.
Tory yang sangat berpengalaman
itu serta merta meraih celana dalamnya yang sejak tadi disumpalkan pada mulut
Lia. Kemudian secepat kilat bibirnya melumat bibir sensual pengantin cantik
itu. Dan serta merta, Lia langsung menyambutnya dengan penuh kelahapan
birahinya. Dia dengan histeris menyedot ludah Tory. Bahkan dari bibirnya juga
keluar bisikan-bisikan kehausannya.
?Pak Toryi, ayyooo, Lia udah
tidakk tahannn…, ayyooo Pak Toryi…, Lia udah pengin ****** Pak Tory ituu…,
ayoooo Pak Toryiii …?.
Tory tahu bahwa Lia sedang dalam
keadaan tersiksa oleh deraan nafsu birahinya sendiri, dia tolak Pedro dari
keasyikannya melumati kemaluan Lia, kemudian dirabanya kemaluan indah itu.
Cairan birahinya sudah membanjir. Dan Tory dengan cepat mengambil posisi. Dia
kangkangkan selangkangan Lia, untuk kemudian dia menempatkan tongkolnya di
antara selangkangan Lia itu. Diarahkannya ****** itu langsung ke lubang vagina
Lia, yang telah sangat kehausan menunggunya.
Karena Lia masih perawan,
sejago-jagonya Tory tetap saja segalanya masih harus diusahakan dengan keras.
****** itu setiap kali meleset dari targetnya. Mungkin licin. Beberapa kali
Tory merasa tongkolnya sudah tepat berada di mulut vagina Lia, meleset lagi.
Dan saat berhasil tembus, Lia berteriak kesakitan, dan Tory melihat darah
keperawanan Lia mengalir dari bibir vaginanya. Selaput perawan Lia telah robek.
Kemaluan Lia sudah berhasil ditembus ****** Tory. Kemudian Tory mulai memompa.
Pelan…, pelan…, pelan…, tetapi Lia sendiri yang sudah sangat kegatalan ingin
lebih cepat… Dan Tory menurut untuk mempercepat…
Dari balik kamar, Danny ternyata
ikut menyaksikan saat-saat itu. Hingga dia saksikan bagaimana Tory memuntahkan
bermili-mililiter air maninya ke dalam memiaw istrinya Lia itu. Dan dalam
kesempatan itu, Danny juga menyalurkan birahinya hingga spermanya menyemprot
dinding tempatnya mengintip istrinya menikmati genjotan Tory.
Sungguh suatu pengalaman yang
sangat dahsyat bagi perawan seperti Lia ini. Seumur-umur baru kali inilah dia
merasakan nikmatnya senggama. Saat Tory melepas spermanya tumpah di dalam
vaginanya, Lia pun mendapatkan orgasme pertamanya. ****** Tory masih berada di
dalam lubang vaginanya saat Pedro datang. Dia menepuk punggung Tory,
mengisyaratkan meminta ‘jatah’nya.
Lia menatap kehadiran Pedro
dengan pandangan penuh gairah dan birahi. Orgasme yang baru saja diraihnya
bersama Tory belum menghabiskan semangat libidonya. Kegatalan birahi pada
kemaluannya masih menuntut gesekan batang-batang penuh kejantanan dari para
pecundang ini. Dan begitu Pedro datang serta langsung menembakkan rudalnya pada
memiaw Lia, ditariknya tubuh Pedro. Dia ingin Pedro ******* nonoknya dengan
bibir tebal Pedro tetap melumat bibirnya. Dia ingin menguras ludah dari mulut
Pedro. Dia ingin mendengarkan desah dan rintih Pedro yang merasa kelimpungan
oleh jepitan vaginanya langsung di telinganya.
Dia ingin hidungnya mengendus
seluruh keringat yang keluar dari tubuh Pedro. Dia ingin Pedro melumat
ketiaknya, payudara dan putingnya. Kini Lia telah menjadi kuda betina yang binal.
Dia tidak lagi memikirkan Danny. Dia hanya ingin Danny bergabung dalam
kenikmatan bersama ini. Dia ingin Danny menerima kenyataan dunia ini. Dia ingin
Danny untuk tetap setia dan menurut saja pada dewa-dewa jantan yang begundal
dan brutal ini. Lia berkeyakinan kedua brandal begundal brutal ini adalah
dewa-dewa jantan yang membawa sejuta kenikmatan. Danny harus patuh dan tunduk
pada mereka.
Sementara itu di kamar lain…
Danny kini menyadari bahwa Pedro
dan Tory telah memberikan kenikmatan tak terhingga pada Lia istrinya. Dia
berfikir sederhana, kalau ******-****** Pedro dan Tory itu nikmat bagi Lia yang
dicintainya, tentunya akan nikmat pula bagi Danny yang mencintainya khan? Suatu
logika yang sangat rasional. Kalau Lia meminum dengan rasa segar ludah Pedro
maupun Tory, tentunya ludah itu juga akan menyegarkan bagi Danny khan? Dan pada
akhirnya semua bagian tubuh Pedro maupun Tory mestinya nikmat dan layak untuk
dinikmati semuanya khan?
Kini ganti Danny yang diserang
rasa haus…
Tiba-tiba terdengar kunci kamar
itu dibuka oleh seseorang. Nampak Pedro dan Tory masuk dan memeriksa wajah
Danny. Kemudian dia periksa pula tongkolnya. Mereka tersenyum. Kemudian Pedro
dan Tory memeriksa dinding di dekat kotak kayu dimana Danny tadi mengintip.
Diamatinya dinding itu. Dan saat ditemukannya sperma Danny yang masih meleleh
pada dinding, kembali Pedro dan Tory tersenyum puas. Danny berharap sumpal
mulutnya dilepaskan seperti halnya Lia istrinya.
Tapi ternyata tidak. Kedua
begundal itu kini menyodorkan ****** mereka ke wajahnya.
‘Ooohh…, mereka hendak membuang
air kencingnya ke wajahku’, pikir Danny.
Danny menunggunya dengan perasaan
penuh birahi. Dia amati ****** Tory yang ujungnya bulat seperti jamur merang.
Lubang kencingnya menganga lebar. Dan Ujung ****** Pedro nampak agak belang.
Kulupnya masih membungkus, tanda bahwa dia belum ngaceng sempurna.
Dan akhirnya, seerrr… dan
seeerrrrr…, kencing Tory dan Pedro langsung mengguyur wajah Danny. Celana dalam
Pedro itu ternyata langsung menyerap cairan kuning itu. Di dalam mulutnya,
Danny merasakan hangat air kencing mereka berdua. Dia berusaha menelannya
sebanyak mungkin. Inilah obat haus bagi Danny. Sedemikian banyaknya kencing
Pedro dan Tory sehingga membuat Danny tampak seperti mandi. Seluruh tubuhnya
basah kuyup oleh air kencing mereka. Bau pesing air kencing itu seakan-akan
menjadi bau sedap bagi Danny yang sedang horny.
Setelah selesai, Pedro mengambil
celana dalam yang menyumpal pada mulut Danny. Danny lega. Akhirnya rahangnya
dapat beristirahat setelah sekitar 4 jam menganga. Tetapi ternya urusan masih
belum selesai. Pedro memerintahkan Danny untuk membuka mulutnya lagi.
Diperasnya air kencing Pedro dan Tory yang terserap dalam celana dalam Pedro
itu ke mulut Danny. Dan tanpa disuruh lagi Danny langsung menjilatinya.
Kemudian Tory berbicara.
?Kamu sekarang jadi budakku.
Tahu?!?.
Danny seakan mendengar berita
gembira. Dia mengangguk angguk senang. Kemudian Pedro menuntun menuju kamar
dimana Lia masih terikat di ranjangnya.
?Hai, pelayanku, budakku,
anjingku… Bersihkan nonok istrimu dari peju-peju (sperma) kami yang tertinggal
di dalamnya. Kamu sedot dengan mulutmu sampai bersih. Cepat?.
Ternyata Tory dan Pedro ini
benar-benar seorang ahli kejiwaan yang hebat. Mereka pakar sekali dalam hal
mengubah, merusak dab menghancurkan mental orang lain. Dan tampak sekarang…,
Danny telah tercuci otaknya menjadi budak yang penurut dan ****** yang siap
menunggu perintah tuannya. Dia siap untuk melakukan apapun, termasuk minum air
kencing mereka atau bahkan lebih dari itu. Tidak ada lagi rasa tabu, jijik,
jorok bagi para budak mereka.
Lia juga telah diubah sebagai
budak seksnya. Pasangan itu akhirnya kembali seperti halnya yang diharapkan
oleh para tamu dalam acara pesta kemarin siang, ?Semoga Danny dan Lia selalu
saling melengkapi?. Dengan karakter baru setelah melalui garapan Tory dan
Pedro, pasangan Danny dan Lia tetap saling melengkapi. Setidak-tidaknya di
depan para berandal brutal itu.
Dan kini Danny merangkak di
lantai menuju tepian ranjang. Dia datangi nonok Lia yang masih basah penuh
sperma yang meleleh dari lubang vaginanya. Danny harus membersihkan dengan
lidahnya. Dia dekatkan bibirnya menuju vagina yang penuh lelehan sperma Pedro
dan Tory itu. Lidahnya menjilati dan bibirnya langsung menyedotnya hingga nonok
Lia kembali kosong.
Sejak kehadiran Danny kembali ke
kamarnya dan kemudian menjilati kemaluannya dari sisa-sisa sperma yang dibuang
Tory dan Pedro ke dalam vaginanya, Lia hanya dapat menyaksikan dengan diam.
Pandangannya pada Danny sudah hambar. Bukannya karena Danny tidak dapat
menyelamatkan dia saat-saat menderita. Tetapi Lia kini yakin bahwa Danny tidak
mungkin dapat memberikan kenikmatan ranjang macam Pedro dan Tory. Danny tidak
akan mampu merangsang birahinya untuk meraih orgasmenya. Dan di mata Lia kini,
Danny memang hanya pantas menjadi budak atau ****** yang menjilati sperma
buangan tuannya.
Semua yang dilakukan Danny
sepenuhnya berada dalam pengawasan Pedro dan Tory. Mereka puas melihat Danny.
Mereka juga puas melihat Lia. Kini tali-tali mereka akan dilepaskan. Pedro dan
Tory yakin bahwa Danny dan Lia sekarang bukan lagi Danny dan Lia pada 4 jam
yang lalu.
?Tadi saat kalian datang, kami
sepenuhnya melayani kalian. Sekarang kamu menjadi pelayan-pelayan kami, menjadi
budak-budak kami, menjadi ******-****** yang setia pada kami. Dengar, kami akan
bermurah hati melepaskan tali kalian. Agar kalian selalu siap menjalankan
perintah kami berdua?.
Kemudian tali-tali mereka
dilepaskan. Tory memerintahkan keduanya untuk mandi dan berganti pakaian. Pedro
dan Tory akan menunggu mereka untuk makan malam di teras kebun. Tempat itu
sengaja dipilih karena malam ini adalah malam purnama. Danny dan Lia akan
disuguhi pemandangan malam yang sangat indah. Tory membisikkan kepada Danny dan
Lia, bahwa dia telah memasak makanan kesukaan mereka. Sebelum meninggalkan
pasangan itu, Pedro dan Tory menyampaikan selamat malam dengan sangat santun.
0 Response to "nikmatnya darah perawan pengantin"
Posting Komentar