Sekitar setahun setelah saya
bercerai, ada teman yang mengajakku pasang susuk. Katanya sudah banyak
teman-temannya yang kesana. Pertama-tama saya tidak berminat, terus dia pergi
sendiri. Seminggu kemudian kami ketemu lagi, langsung saja saya bertanya bagaimana
susuknya. Dia cuma tersenyum sambil berkata, “kamu kesana deh, cocok buat yang
sudah lama tidak begitu”. Saya heran lalu saya tanya lagi apaan, tapi dia tetap
saja tersenyum. Karena penasaran, akhirnya saya juga kesana. Ternyata dukunnya
tidak jelek-jelek amat (seperti di film-film kurus dan tua), malah cenderung
ganteng walau agak berumur. Waktu saya beri tahu maksud kedatanganku, dia
bertanya-tanya banyak hal, seperti status saya, jadwal mens, dll. Sedikit
heran, tapi saya jawab. Terakhir akhirnya dia bilang, kalau pemasangan susuk
yang saya minta harus dilakukan lewat cara bersenggama. Mukaku langsung merah
padam (maklum, waktu itu saya baru menjanda, dan hubungan badan terakhir cuman
sama eks-suamiku). Tapi saya lihat, Pak dukun justru tenang-tenang saja,
mukanya tidak berubah, tidak tahu apa dia punya ilmu hipnotis yang bisa
mempengaruhiku atau kepercayaanku bahwa dia betul-betul profesional (sekedar
ingin bersetubuh denganku), akhirnya saya setuju.
Lalu dia melakukan perhitungan
berdasarkan jadwal mensku, terus dia mencari tanggal yang tepat dimana saya
lagi tidak subur. Pada hari yang ditentukan, saya kembali lagi ke sana. Lalu
saya dibawa ke belakang, ke sebuah ruangan khusus (seperti ruang praktek
dokter), terus disuruh minum segelas minuman (spertinya itu obat perangsang,
sebab tidak lama saya langsung merasa relax dan panas). Sekitar setengah jam
kemudian, Pak dukun masuk lalu mengambil topeng dari lemari. Saya lalu
berbaring diatas ranjang. Pelan-pelan Pak dukun membuka kancing blusku. Setelah
terbuka semua blus itu disibakkannya ke pinggir (tidak dilepas). Mulutnya
komat-kamit membaca mantra lalu kepalanya mulai menunduk di atas dadaku. Tak
lama lidahnya mulai bergerak-gerak diatas putingku, sambil tangannya
mengelus-elus pahaku. Pengaruh obat dan rangsangan itu membuatku
melayang-layang. Tidak berapa lama saya sudah basah (kelewat basah malah,
karena saya sempat orgasme sama jari Pak dukun). Lalu Pak dukun pindah di
kakiku. Rokku dibuka, celana dalam juga. Terus dia meniup-niup liang
kewanitaanku sambil komat-kamit. Putingku rasanya dingin karena BH yang saya
pakai basah oleh ludah Pak dukun (kebetulan saya pakai BH yang renda-renda dan
cupnya cuma sepotong). Setelah ditiup-tiup, kakiku mulai dilebarkan. Lalu Pak
dukun menurunkan celananya. Penis Pak dukun panjangnya biasa-biasa saja
(seperti eks-suamiku) tapi punya dia lebih gemuk (sangat gemuk) dan melebar ke
samping. Di sini saya belajar bahwa panjang penis cowok tidak begitu
berpengaruh terhadap kenikmatan, tapi lebarnya yang berpengaruh. Pak dukun
ngocok-ngocok penisnya sambil komat-kamit membaca mantra. Terus dia mulai
memasukkan penisnya ke dalam liang senggamaku. Waduh, rasanya.., tidak tahu
apakah karena saya sudah lama tidak mendapat service, atau memang nikmat, tapi
yang jelas waktu itu saya sampai berteriak keenakan. Pak dukun juga seingat
saya cukup ahli memuaskan wanita, sebab dengan goyangan-goyangan pantatnya itu
saya sampai dua kali orgasme. Dia sendiri sepertinya enjoy juga (jelas, liang
kewanitaanku termasuk rapat dan diantara pasien-pasiennya saya termasuk paling
muda). Saya tidak peduli lagi, pokoknya kami berdua enjoy banget.
Ketika saya memasuki orgasme yang
ketiga, Pak dukun juga sudah mau orgasma. Penis gemuknya dihunjamkan sedalam-dalamnya
ke dalam liang senggamaku. Wah, saya langsung meledak sambil menjepit erat-erat
pantatnya. Bersamaan denganku, Pak dukun juga meledak. Yang paling saya ingat
waktu itu, sambil merem-melek dan meringis keenakan, Pak dukun masih sempat mengucapkan
mantera seperti, “Aahh.., ss.., blablabla.., ss.., hh.., blabla.., hh.. ooh..,
mm..”, Terus dia membantuku melepaskan rasa nyaman dengan menciumiku sambil
mengelus-elus dadaku.
Setelah saya kembali sadar, dia
juga mulai bangkit. Penisnya masih menggelantung mengkilat, dia nmengambil
tissue buatku. Lalu dia menunjukkan pintu kamar mandinya. Wah, pakaianku
berantakan dan kusut (habis tidak dibuka sih).
Akhirnya saya cuma pipis dan
mencuci kemaluanku sedikit saja. Waktu keluar Pak dukun sudah pakai baju. Terus
dia bilang susuknya sudah masuk, dibawa oleh spermanya katanya. Terus dia pesan
saya jangan takut hamil, karena sudah dihitung baik-baik harinya. Setelah
menerima amplop dariku (sesuai pesan teman 50.000 cukup), lalu saya disuruh
pulang. Sampai sekarang saya tidak tahu apa benar saya punya susuk, ataukah itu
cuma alasan dukun cabul untuk meniduri perempuan. Yang jelas waktu itu saya
merasa puas juga, dan syukur sampai hari ini saya tidak kena penyakit kelamin
atau sejenisnya. Saya pikir biarlah, hitung-hitung sama saja dengan menyewa
bebek.
Kabar terakhir tentang Pak dukun,
kata temanku dia pindah ke Ambon. Saya tidak tahu di sana dia praktek juga atau
tidak lagi. Tapi baru-baru ini saya baca surat kabar KOMPAS (belum seminggu
korannya), ada cerita tentang dukun yang suka gituin istri orang. Mungkin itu
dia, kalau kamu tertarik bisa buka-buka koran kompas, tapi saya tidak pasti
tanggalnya.
0 Response to "aku diperkosa mbah dukun"
Posting Komentar