Aku dikhitan ketika aku menginjak
umur tiga belas tahun dan lanjut ke SLTP. Setelah rasa perih akibat dikhitan
aku mendapatkan imbalannya, yakni burungku semakin gagah dan membesar. Aku
melanjutkan sekolah ke kota yang jauhnya kira-kira dua belas kilometer dari
rumahku. Pergaulanku semakin luas dengan bermacam-macam teman dari daerah
maupun di sekitar kota itu. Aku mulai mendapati hal-hal yang baru. Rata-rata teman
sebayaku adalah anak-anak yang baru menginjak dewasa. Aku bergaul dengan
anak-anak yang di kalangan sekolah dikenal sebagai kumpulan anak bandel.
Obrolan mereka sering sekali berbau mesum dan aku semakin senang sekali dengan
mereka karena ketika SD aku tidak pernah sedikitpun berbicara tentang hal-hal
demikian dengan teman-temanku. Saat itu aku juga sudah mulai mengenal onani
untuk memuaskan nafsuku kalau terpaksa tidak ada pelampiasan. Saat itu cairan
spermaku juga mulai banyak dan semakin nikmat dan menggelora gairah seksku.
Mereka sering mengobrolkan
anak-anak perempuan sebaya maupun kakak kelas yang cantik dan badan mereka
sudah mulai tumbuh dewasa. Mereka sering juga mengintip siswa-siswa perempuan
tersebut sehabis olahraga di ruang ganti maupun di toilet. Aku tidaklah begitu
tertarik dengan bahan obrolan mereka tersebut. Namun ketika mereka mulai
mengobrolkan guru-guru kami yang cantik dan bahenol aku mulai tertarik. Kadang
kami selalu membayangkan hal-hal jorok tentang guru perempuan kami. Aku selalu
membahas bu Wati guru PPKN kami. Bu wati badannya tinggi seksi dan berpantat
semok kesukaanku. Aku selalu mengintip celana dalamnya dari bawah meja sewaktu
ia mengajar.
ibuku seks pertamaku |
Pada waktu itu sudah beberapa
bulan aku belajar di sekolah yang baru. Aku sudah mulai berani membolos
sekolah. Ketika itu setelah istirahat aku dan teman-temanku berencana membolos
pelajaran dan segera mengambil tas dan buku kami di kelas untuk selanjutnya
bergegas melompat keluar pagar sekolah. Kami berniat demikian karena seorang
teman kami yang bernama Rian tinggal tidak jauh dari sekolahan mengajak kami
menonton film porno di rumahnya. Aku yang sama sekali belum pernah menonton
orang berhubungan badan, langsung saja tertarik dan ikut ke rumahnya. Kami
sengaja membolos karena pada saat jam-jam pelajaran rumah Rian sepi karena
kedua orangtuanya PNS dan pulang kerjanya sama dengan kami yakni jam setengah
dua siang. Beruntung Rian anak tunggal, jadi tidak ada yang akan mengusik kami
menonton sampai jam dua. Jam sembilan pagi kami keluar membolos dan kemudian di
rumah Rian kami langsung saja menonton film porno itu. Aku sangat terperangah
melihat adegan-adegan seks di film itu. Aku suka sekali karena yang main adalah
bule-bule yang berbadan bongsor. Burung di dalam celanaku tidak pernah kendur,
tegak menantang sejak dari pas pertama film diputar. Sambil menonton dan
berimajinasi mereka mengobrolkan hal mesum tentang cewek-cewek di sekolah.
Berbeda dengan mereka, dalam otakku hanya terbayang pikiran untuk segera
bersetubuh dengan ibuku. Aku sudah tidak tahan lagi mengeluarkan sperma yang
tertahan ini. Aku ijin Rian untuk ke kamar mandi. Kamar menuju ke kamar mandi
yang ada di belakang rumah dan saat melewati ruang tamu aku melihat ada foto
ibu dan bapak Rian. Ibunya ternyata cantik dan terawat, bersih dan berseragam
PNS rapi. Sepintas ibunya mirip dengan artis Lidya Kandou dengan perawakan yang
hampir sama juga tinggi dan posturnya. Wah kalau ibuku di rumah tidak pernah
dandan seperti itu, hanya biasa saja namun aku juga tidak tahu kenapa aku selalu
bernafsu dengan dirinya. Aku mulai berpikiran jorok tentang ibu Rian dan tidak
sabar ingin melihatnya langsung. Niat aku ke kamar mandi bukanlah untuk kencing
tetapi untuk beronani. Sesampai di kamar mandi aku mendapati ada banyak
tumpukan cucian kotor. Aku langsung berpikiran kotor mencari-cari kali aja ada
celana dalam kotor ibu Rian. Setelah kucari-cari ternyata ada dua celana dalam
putih bunga-bunga milik ibu Rian dan aku sangat gembira sekali. Aku ciumi bau
celana dalam itu, ada sedikit bau-bau pesing yang semakin membuat aku bernafsu.
Aku bayangkan wajah ibu Rian yang baru saja aku lihat di foto sambil mengocok
kontolku dan berfantasi menyetubuhi ibu cantik itu. Tidak berapa lama cairan
spermaku sudah diujung dan segera kutempelka celana dalam itu ke ujung kontolku
sambil membayangkan spermaku kumuncratkan di vagina ibunya Rian. Tak berapa
lama spermaku keluar juga banjir membasahi celana dalam itu. Aku sangat puas
sekali dan segera keluar toilet sambil menyelipkan celana dalam yang sudah
basah itu jauh ke tengah tumpukan cucian agar tidak ketahuan.
Setelah selesai menonton aku
segera pulang ke rumah. Di rumah bayanganku tentang wanita di film itu dan
bayangan ingin segera bertemu dengan ibu Rian berkecamuk di pikiranku. Semakin
aku bayangkan semakin aku bernafsu lagi dan ujung-ujungnya pikiran untuk segera
menyetubuhi ibuku seperti di film porno tadi semakin menjadi. Lagian rumah juga
semakin sepi karena saat itu aku hanya tinggal bersama dengan ibu saja. Kakakku
sudah bekerja merantau ke kalimantan selepas lulus dari SMA. Ayahku juga sering
mendapat pekerjaan berbulan-bulan di lain kota sehingga dia jarang sekali
pulang ke rumah. Pikiranku berkecamuk sekali memikirkan cara apa yang harus
kugunakan agar bisa bersetubuh dengan ibuku. Terkadang sering terbesit pikiran
untuk memukul ibuku dari belakang dan setelah membuatnya pingsan aku bisa
menyetubuhinya. Namun dari dalam hati aku juga merasa khawatir karena takut
salah pukul dan membuat ibuku mengalami hal terburuk dan fatal. Hal yang
menyulikanku lagi ketika itu setelah dikhitan aku dibuatkan kamar sendiri dan
tidak lagi tidur bersama dengan ibuku. Aku juga takut untuk menyusul ibuku ke
kamar walaupun demi untuk bisa memuaskan nafsuku dengan pantatnya seperti
ketika aku masih SD.
Aku tidak mau dan malu untuk
curhat tentang hal ini dengan teman-temanku karena aku akan melakukannya dengan
ibuku sendiri. Saat aku bertanya dengan temanku tentang bagaimana cara untuk
menyetubuhi orang dan tidak ketahuan, temanku memberi ide dengan memberikan
obat tidur. Aku sempat gembira sekali mendengar itu namun hal itu hanya sia-sia
belaka karena tidaklah mudah untuk mendapatkan obat tidur apalagi bagi kami
yang masih seumuran belum dewasa. Aku selalu pulang dengan kecewa namun aku
juga masih sering-sering mengintip ibuku mandi dan kemudian beronani dengan
celana dalamnya. Aku melakukan itu selama bertahun-tahun dan berusaha melupakan
niatku yang telah terpendam bertahun-tahun itu. Aku juga sudah sempat bertemu
dengan ibu Rian yang memberikan fantasi baru terhadapku. Aku mulai sering ijin
untuk tinggal di rumah Rian dan mencari-cari kesempatan untuk bisa mengintip
bagian tubuh ibu Rian. Pikiran untuk menyetubuhi ibu Rianpun muncul persis
seperti pikiranku terhadap ibuku. Namun hal tersebut semakin membuatku tambah
kecewa saja karena hal tersebut lebih mustahil.
Sewaktu aku berada di rumah aku
mendengar berita kalau tetangga kami keracunan memakan tumbuhan yang namanya
aku rahasiakan. Tetanggaku itu kemudian dibawa ke rumah sakit dan setelah
beberapa hari aku dan ibuku menjenguknya di rumah sakit. Ternyata dia hanya
tidak sadarkan diri untuk beberapa jam saja dan katanya itu terjadi setelah
memakan tumbuhan itu. Sepintas langsung terbersit pikiran kotor diotakku. Aku
ingin sekali mencari tumbuhan itu dan mencampurnya ke dalam makanan ibuku.
Pikirku itu tidaklah terlalu berbahaya jika hanya sedikit saja. Kebetulan
setelah sempat beberapa bulan ayahku berada di rumah, saat itu ayahku telah
pergi lagi ke lain kota dan jarang pulang karena ada proyek besar di semarang.
Esok harinya setelah pulang
sekolah aku langsung pergi ke daerah perladangan untuk memburu tumbuhan itu.
Tidak sia-sia, setelah beberapa saat akhirnya aku menemukannya dan bergegas
pulang. Ketika itu ibu sudah menginjak petang dan ibuku memasak sayur sop dan
itu kebetulan sekali karena nantinya aku bisa mencampur tumbuhan itu ke sayur.
Aku segera ke belakang dan menumbuk tanaman itu untuk kuambil sarinya. Saat
kami makan berdua di depan televisi aku pura-pura meminta ibuku membuatkanku
sambal soalnya sayur sop kurang lengkap tanpa sambal. Setelah sedikit merengek
akhirnya ibuku menaruh piringnya yang baru sedikit dimakan di meja depan
televisi dan menuju ke dapur membuatkanku sambal. Aku langsung saja
mencampurkan sedikit saripati tumbuhan itu ke dalam piring nasi dan sup ibuku.
Setelah beberapa menit ibu kembali dengan sambal dan kami melanjutkan makan.
Ibuku tidak merasa aneh dengan rasanya, mungkin saripati tumbuhan itu tidak ada
rasanya karena aku juga belum pernah merasakannya, atau mungkin sudah tidak
berasa karena sudah bercampur dengan nasi dan lauknya.
Tak berapa lama kemudian ibuku
berkata kalau ia merasa pusing. Ia segera menuju ke tempat tidur dan setelah
aku tunggu beberapa menit ternyata tidak ada suara apapun. Aku pura-pura
memanggil ibu namun tidak ada jawaban. Aku berjingkrak kegirangan karena itu
tandanya ibuku sudah tidak sadarkan diri. Aku menghampiri ibuku dan
berpura-pura memanggil ibuku sambil menyentuh pipinya. Ternyata ia benar-benar
sudah tidak sadarkan diri dan langsung saja aku membuka semua pakaianku dan
bertelanjang bulat. Aku matikan seluruh lampu rumah dan hanya menghidupkan
lampu meja di sebelah ranjang. Hatiku berdebar keras kegirangan sambil melucuti
pakaian yang dikenakan ibuku. Setiap momen melucuti pakaian itu aku nikmati
dengan benar-benar, ada perasaan nikmat khusus yang aku dapatkan. Mula-mula aku
cium bibirnya sambil kulepas kancing bajunya beserta kutangnya. Kulihat
payudaranya yang besar yang selama ini luput dari perhatianku dan ternyata
tidak kalah menariknya dengan pantat yang selama ini memabukkanku. Setelah itu
aku pelorotkan rok longgarnya dan untuk pertama kalinya aku pelorotkan dengan
penuh nafsu celana dalamnya. Aku ciumi seluruh badan ibuku dari ujung kaki
sampai kepala. Aku lebarkan sedikit pahanya dan kulihat vagina dengan rambut
yang baru dicukur itu depat di depan mataku. Aku jilati puki ibuku tempat aku
lahir dahulu. Ibuku sedikit bergerak dan itu membuatku kaget namun tidak
berlanjut lagi, dan itu mungkin dia juga merasa keenakan. Aku tak sabar lagi
ingin menancapkan kontolku ini ke pukinya. Dengan pelan-pelan aku masukkan
kontolku yang mengacung itu dan agak sedikit susah karena mungkin jarang
dipakai lagi dengan ayahku. Aku seperti melayang ke surga setelah bisa masuk ke
dalam lubang vaginganya. Semua rasa yang belum pernah kurasakan bercampur
menjadi satu. Hangat dan lembut vaginanya semakin membuatku ingin memompanya
kencang. Ibuku dengan posisinya yang terlentang hanya terdiam tanpa ekspresi
ketika kutindih dari atas, dan semakin kucepatkan gerakan kontolku menjebol
pukinya. Kontolku sudah terasa pengin memuncratkan spermanya, dan langsung
kucabut saja karena aku ingin menghajar ibuku dengan menindihnya dengan posisi
telungkup.
Aku langsung berpindah posisinya
dan sedikit mendorong tubuh ibuku agar bisa ke posisi telungkup. Badanku sudah
setinggi ibuku meskipun badan ibuku lebih besar. Aku agak sedikit merasa berat
mendorongnya, dan ketika sudah berhasil telungkup aku melihat bokong bulat
kenyal indah itu persis di depan mataku. Aku semakin bernafsu dan segera menciumi
dan menjilati pantat pujaanku sedari kecil itu. Setelah puas mencium dan
menjilatinya aku sibak belahan pantatnya yang besar dan ingin sekali melihat
lubang anusnya. Gundukan pantat dan anus beserta vaginannya tampak semua.Aku
bagaikan terbang melayang dan segera kuarahkan lagi kontolku ke arah pukinya.
Aku bergerak naik dan turun dan ketika itu aku mendapatkan sensasi luar biasa
dari benturan pantatnya yang kupepet. Gerakanku yang berbenturan dengan pantat
besar itu membuat bunyi seperti tepukan dan membuatku sudah tak bisa lagi
membendung spermaku. Aku tidak kuat lagi dan kusemburkan seluruh spermaku di
dalam lubang vaginanya. Aku merasa sangat puas sekali dan mengerang keenakan
tidak peduli jika nantinya ada orang yang mendengar. Aku tidak takut ibu hamil
karena didepan rumah kami sudah terpasang simbol KB jadi ibuku pasti sudah KB.
Setelah rasa puas itu aku
merasakan perasaan yang aneh dan merasa bersalah. Aku segera membersihkan
cairan sperma yang menempel di vagina ibu dengan selimut dan segera memakaikan
kembali pakaiannya. Aku berbaring dan sedikit menyesal dengan perbuatanku. Aku
juga takut kalau ibuku terjadi apa-apa akibat ramuan itu. Setelah aku tunggu
sampai jam sepuluh malam ibuku ternyata sudah sedikit mengigau. Mungkin dia
sudah sadar dan ketika aku pegang dirinya dan kutanya ia juga menjawab. Aku
merasa tenang dan setelah merasa bersalah semalamaan dan setelah pagi menjelang
pikiranku berubah lagi karena melihat pemandangan ibuku yang tidak seperti
biasanya, memakai legging tipis sehingga setiap lekukan pantat kaki dan pahanya
terlihat jelas. Ibuku memberitahu kalau tadi malam ia merasa pusing dan
tiba-tiba saja tertidur lelap sampai pagi. Aku hanya senyum saja dan
memberitahu kalau mungkin hanya kecapaian saja. Setelah aku sudah selesai bersiap-siap
berangkat sekolah, aku sarapan dengan ibuku. Aku mencampurkan lagi ramuanku itu
ke dalam makanannya ketika ia menoleh mengambil kerupuk yang kuminta di
belakang badannya.
Tak berapa lama ia merebah di
ranjang yang berada di depan televisi. Aku mengurungkan niatku pergi sekolah
dan ingin segera menyetubuhi ibuku lagi. Aku segera menutup pintu serta jendela
dan setelah memastikan diri ibuku telah tak sadarkan diri, aku langsung menarik
dirinya namun tidak menelanjangi total dirinya. Aku tidak melepas semua
pakaiannya karena aku terangsang dengan legging ketat ibuku dan ingin dia masih
dibalut dengan separuh leggingnya. Aku tengkurapkan tubuhnya dan menarik
kakinya keluar ranjang sedangkan bagian atas badannya masih di ranjang. Untung
sekali ranjangnya tidak terlalu tinggi jadi dia bisa benar-benar nungging.
Setelah itu aku pelorotkan legging ketatnya sampai separuh paha dan ternyata ia
tidak memakai celana dalam. Aku ciumi dan jilati seluruh pantat anus dan
vaginanya dari belakang. Gilat sekali, baunya pesing dan aroma kecing
bercampur. Ibuku belum sempat mandi dan hanya cebok, padahal semalam ada
bekas-bekas kering spermaku namun ia tidak sadar juga. Namun aroma itu malah
membuatku semakin bernafsu dan segera kuturunkan celanaku terus langsung
kuhujumkan kontolku ke dalam memeknya. Seperti anak kanjing mengawini ibu
anjingnya. Aku terus mengebor dengan cepat dan kuremas pantatnya yang membuatku
seketika memuncratkan lagi seluruh spermaku ke dalam pukinya. Aku sekali lagi
merasakan bersalah namun aku tau kalau itu hanya sementara. Setelah beberapa
saat aku naiikan lagi badan ibuku dan aku entotin dirinya dengan posisi 69
sampai akhirnya lubang memek ibuku dipenuhi cairan spermaku. Aku segera
mengakhiri permainanku dan membersihkan semua sperma yang ada di memek ibu.
Jariku aku masukkan ke dalam vaginanya untuk mengeluarkan sperma yang banyak
menyelip di dalam. Setelah bersih aku naikkan lagi leggingnya dan
menyelimutinya. Setelah ia bangun di siang hari ia kembali bertanya kenapa ia
merasa pusing dan tertidur pulas lagi aku hanya menjawab mungkin kurang darah.
Ibuku saking polosnya hanya percaya saja dan memberiku duit untuk membelikannya
obat penambah darah. Dalam hatiku hanya senyum saja dan segera keluar
membelikannya. Aku melakukan hal itu tidaklah sering karena takut akan membawa
efek negatif. Aku melakukannya mungkin sekitar enam kali dan setelahnya aku
sering pergi ke tempat prostitusi dan mencari wanita yang sudah keibuan.
Pikiranku menyetubuhi ibuku sudah tidak terlalu menggangguku karena aku juga sudah
puas pernah berhasil menyetubuhinya berkali-kali. Setelah aku masuk SMA aku
minta dipindahkan ke kota lain karena takut kalau timbul lagi niatku
menyetubuhi ibuku dan hanya dengan jalan memberi ramuan itu yang pasti akan
membawa efek negatif ke tubuhnya. Aku membujuk orang tuaku dengan alasan biar
aku mandiri dan akan berusaha mencari sambilan kerja agar tidak terlalu
membebani mereka.
Aku ingin sekali melakukan
hubungan seks dengan ibuku namun dalam kondisi dirinya yang sadar, jadi aku
bisa merasakan ekspresi wajahnya ketika sedang bercinta. Namun hal tersebut
terasa mustahil di otakku dan lebih baik aku menjauh saja. Setelah sekolah di
perantauan aku memasarkan diriku ke tante girang. Aku mendapatkan kepuasan seks
dengan petualanganku yang baru dan tentu saja dengan tante-tante yang
berganti-ganti di mana setiap aku bercinta dengan mereka, aku selalu
membayangkan mereka ibu kandungku. Pekerjaan itu aku lakukan sampai sekarang
dan sangat aku nikmati. Aku sudah tidak lagi ingin memberikan ramuan itu ke ibuku
semenjak pindah sekolah. Sekarang aku sudah menemukan tante-tante baru yang
mengubah hidupku.
0 Response to "ibuku seks pertamaku"
Posting Komentar